31 Mei 2009

CAFOD akan Membantu Pengungsi Pakistan

LONDON (UCAN) -- CAFOD, mitra Inggris Caritas, telah menjanjikan £100,000 (US$158,000) untuk membantu masyarakat yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran antara milisi Taliban dan tentara Pakistan di lembah Swat.

Uang itu akan disalurkan ke badan-badan Katolik yang berkarya di wilayah itu dan umumnya akan dimanfaatkan untuk membantu sekitar 10.000 keluarga pengungsi, atau sekitar 70.000 orang. Mereka tidak tinggal di kamp-kamp tetapi di keluarga-keluarga lain. "Orang-orang ini kurang didokumentasi dibandingkan dengan mereka yang berada di kamp-kamp, dan keluarga-keluarga yang menerima para pengungsi itu sendiri sangat miskin,” kata Debbie Wainwright, jurubicara CAFOD Asia, kepada UCA News.


CAFOD adalah agen pertolongan dan bantuan Katolik di Inggris yang dibentuk tahun 1962oleh para uskup Katolik England dan Wales. Mula-mula agen ini dikenal dengan Dana Katolik bagi Pengembangan Luar Negeri (Catholic Fund for Overseas Development), tetapi kini dikenal dengan Agen Katolik untuk Pengembangan Luar Negeri (CAFOD, Catholic Agency for Overseas Development). CAFOD merupakan bagian dari Federasi Internasional Caritas.

Caritas adalah agen pelayanan sosial Gereja Katolik.

Milisi Taliban mengatakan pada 24 Mei, mereka akan berhenti bertempur di Mingora, kota utama di lembah itu. Pertempuran paling sengit terjadi di kota itu baru-baru ini. Namun, tentara Pakistan mengatakan, dia akan terus menyerang untuk membersihkan milisi dari kota itu. Helikopter tempur telah menyerang dua desa terdekat yang dikuasai Taliban.

Orang-orang yang terperangkap di wilayah itu menghadapi bencana kemanusiaan jika pemerintah tidak mencabut jam malam di wilayah itu sehingga makanan, air, dan obat-obatan bisa didrop dari udara untuk mereka yang terperangkap, demikian Human Rights Watch yang berbasis di New York. Agen pengungsi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa itu mengatakan bahwa sekitar 2,38 juta orang telah melarikan diri.

Mereka hanya memiliki pakaian di badan, kata Robert Cruickshank, manejer program dari CAFOD Pakistan, demikian website CAFOD. Ia mengatakan bahwa 26 kamp resmi, yang menampung 262.000 pengungsi, telah penuh sesak dan orang-orang, terutama yang sudah tua, sangat menderita karena temperatur setinggi 53 derajat Celsius.

Ia menambahkan: "Ratusan ribu orang berlindung di banyak gedung sekolah dan masjid atau tinggal dengan keluarga-keluarga lain, sehingga menjadi beban tambahan bagi keluarga tuan rumah yang memang sudah miskin. Para mitra kami akan lebih memusatkan perhatian pada usaha mendukung mereka yang tinggal dengan keluarga-keluarga yang menampung, walaupun keluarga-keluarga ini tersebar dan berjarak jauh satu sama lain dalam kelompok-kelompok kecil."

Para mitra CAFOD -- Caritas Pakistan, Catholic Relief Services yang berbasis di Amerika Serikat, dan ICMC (International Catholic Migration Commission) -- telah menyediakan air bersih, tempat perlindungan temporer, perlatan masak, dan selimut, serta penyuluhan bagi mereka yang trauma yang mencapai hampir 150.000 orang.

Kaum perempuan khususnya paling trauma dan bingung karena banyak dari mereka belum pernah meninggalkan keluarga mereka sebelumnya, kata Cruickshank.

Sumber : Ucanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar