3 April 2009

Jalan Salib yang Berat Memberi Penghiburan Rohani bagi Banyak Orang

Oleh George Kommattathil

LAKKIDI, India (UCAN) -- Jalan pegunungan yang terjal dan berkelok-kelok membuat semakin sulit bagi Pipson Erattupuzha karena salib kayu berat di bahunya yang dipikulnya sebagai bagian dari devosi Prapaskah.

Pria Katolik berusia 46 tahun itu mengatakan, kelelahan karena perjalanan malam selama delapan jam dengan bus tidak menciutkan semangatnya untuk terlibat dalam Jalan Salib yang populer di Negara Bagian Kerala di India bagian selatan itu.

Sekitar 1.000 orang dari seluruh wilayah ikut upacara ini, yang diselenggarakan setiap Jumat di masa Prapaskah. Kegiatan yang dimulai oleh seorang imam Karmel 17 tahun lalu ini mengambil jalan pegunungan Wayanad Churam sejauh 16 kilometer. Jalan ini menghubungkan Distrik Wayanad dan Kozhikode.

Umat mulai perjalanan spiritual itu pada jam 8.30 pagi dari Gethsemane Park di Adivaram, Distrik Kozhikode. Mereka berjalan menyusuri hutan lebat, mendaki jalan berkelok-kelok, dan berakhir jam 1:30 siang di Lakkidi, puncak bukit, 2.100 meter di atas permukaan laut di Distrik Wayanad.

Mereka bernyanyi, berdoa, dan berlutut di jalanan yang kasar pada setiap 14 perhentian di sepanjang jalan, yang menggambarkan penderitaan Yesus dalam perjalanan menuju penyaliban-Nya.

Ketika umat mencapai puncak, seorang imam mempersembahkan Misa di Mount Sinai Ashram, pusat yang dikelola Ordo Karmel dari Maria Dikandung Tanpa Noda. Devosi diakhiri dengan makan siang nercha kanji, bubur, yang disiapkan oleh pusat itu.

Pastor Thomas T. Thundathil, yang memulai devosi yang berat itu, mengatakan bahwa devosi itu semakin terkenal dari tahun ke tahun, menarik banyak orang dari seluruh Kerala dan dua negara bagian tetangga yaitu Karnataka dan Tamil Nadu.

Wayanad, dengan stasi-stasi pegunungannya, hutan lebat, dan binatang liar merupakan tujuan eko-turisme, tetapi Jalan salib merupakan sebuah bentuk “turisme spiritual,” lanjutnya..

Pastor Thundathil mengatakan, dia mempromosikan tradisi ini karena “banyak orang memperoleh kekuatan rohani melalui kegiatan silih dan pengorbanan ini."

Pappachen Kannanthara, 52, yang harus mengadakan perjalanan sejauh 50 kilometer untuk bisa mengikuti kegiatan ini, sependapat. "Yesus tak akan pernah menutup telinga terhadap umat yang berpuasa dan mendaki jalan berkelok-kelok dengan kaki telanjang,” katanya.

Pastor Thundathil bercerita bahwa hanya sedikit orang yang bisa meraih puncak bukit pada Jalan salib yang diadakan pertama kali di sini tahun 1992. Kebanyakan hanya meraih setengah jalan, karena patah arang melihat jalan mendaki berkelok-kelok. "Tetapi kini, semua orang bisa mencapai puncak, bahkan mereka yang sudah lanjut usia,” kata imam itu dengan menunjuk pada Rosamma Kariyanatt.

Perempuan berusia 78 tahun itu mengatakan, dia datang dengan satu tim beranggotakan 30 oang dari Ponkunnam di Distrik Kottayam, sekitar 220 kilometer jauhnya, dengan sebuah bus yang diatur oleh parokinya.

Para peziarah datang dengan berbagai intensi. Kariyanatt mengatakan, dia mempersembahkan latihan rohani ini untuk umat Kristen yang dianiaya dan untuk perdamaian di dunia. "Ini merupakan pengalaman tak terkatakan, saya kini merasa diberkati," katanya sambil menatap kakinya yang sakit.

Merina Edayal datang bersama suaminya, yang menderita kanker. "Saya percaya, Tuhanku akan mendengarkan doa-doa kami kali ini," katanya.

Mahasiswa kedokteran, Jaison Thayyil, menganggap Jalan salib yang khusus ini sebagai “latihan rohani saya yang menarik dalam masa Prapaskah."

Salil Pattasseril Gudallur, Tamil Nadu, mengatakan hal senada. Perempuan ini sudah 17 kali mengikuti kegiatan ini dalam empat tahun terakhir dan selalu menemukan pengalaman “yang menarik dan menguatkan iman."

Erattupuzha, yang mengikuti umat lain dalam kegiatan 20 Maret itu ingin “sedikit mengalami penderitaan Yesus, yang memanggul salib ke Kalvari." Dia mengatakan, dia mengalami kedamaian dan ketenangan setelah menjalani upacara itu. “Saya tidak merasa capek. “Saya akan mengikuti lagi minggu depan,” katanya, ketika berlari ke lembah untuk mencegat sebuah bus.
2009-3-30 | IB06947.636b | 553 kata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar