3 April 2009

Komisi Gereja Cina Adakan Pertemuan Kedua di Vatikan

Oleh Gerard O’Connell, Koresponden Khusus di Roma

ROMA (UCAN) -- Vatikan mengumumkan bahwa Komisi untuk Gereja Katolik di Cina yang dibentuk Vatikan mengadakan pleno keduanya pada 30 Maret hingga 1 April.

Sebuah pernyataan Vatikan mengatakan, komisi itu bertemu untuk meninjau kembali "sejumlah aspek tentang kehidupan Gereja" dalam terang surat Paus Benediktus XVI tahun 2007 kepada umat Katolik Cina dan "khususnya untuk merefleksikan persoalan-persoalan keagamaan yang penting saat ini.”

Surat itu mengakui berbagai kesulitan dengan diri mereka sendiri dan dengan pemerintah yang dihadapi umat Katolik Cina, ketika mendorong adanya rekonsiliasi antara komunitas Gereja “bawah tanah” dan komunitas Gereja “terbuka” yang diakui pemerintah. Surat itu juga menekankan bahwa “prinsip-prinsip independen dan otonomi, pengaturan diri sendiri dan administrasi yang demokratis dari Gereja,” seperti yang terlihat di Cina, tidak sesuai dengan ajaran Katolik.

Kantor Pers Takhta Suci mengeluarkan pernyataannya tentang pertemuan itu kepada media internasional pada 28 Maret. Radio Vatikan dan harian Vatikan, "L'Osservatore Romano," juga mempublikasikan berita itu.

Pernyataan itu tidak menyebut aspek-aspek apa saja dari kehidupan Gereja yang akan ditinjau kembali, juga tidak menyatakan pertanyaan-pertanyaan keagamaan apa saja yang akan dibahas. Namun, sumber-sumber diplomatik dan sumber-sumber lain di Roma berharap bahwa komisi itu memberikan perhatian serius pada dua masalah terkait dengan kebebasan agama dan pelaksanaan surat Paus tahun 2007 itu.

Isu pertama berkaitan dengan tanggal 19 Desember 2008, peringatan 50 tahun di Beijing tentang "pemilihan sendiri dan penahbisan sendiri para uskup." Takhta Suci tidak mengakui hal itu namun tidak memprotesnya secara publik.

Isu kedua adalah keprihatinan bahwa para uskup yang diakui Vatikan dalam komunitas Gereja terbuka bisa dibujuk atau dipaksa untuk ikut memilih pemimpin Asosiasi Patriotik Katolik Cina yang diakui pemerintah dan Konferensi Waligereja Cina. Ini akan dilakukan dalam pertengahan kedua tahun ini, ketika berlangsung Kongres Nasional Representasi-Representasi Katolik mendatang.

Keterlibatan para uskup yang diakui Vatikan dalam peristiwa-peristiwa akan menimbulkan banyak pertanyaan serius dalam terang surat paus itu, kata para sumber.

Paus Benediktus membentuk Komisi untuk Gereja Katolik Cina itu pada tahun 2007 untuk mempelajari pertanyaan-pertanyaan penting terkait dengan Gereja di sana.

Pernyataan Vatikan mengatakan, para pejabat dari kantor-kantor Kuria Roma yang “kompeten” dalam masalah ini akan ikut dalam sidang tiga hari itu, bersama dengan “sejumlah wakil dari keuskupan-keuskupan dan dari berbagai tarekat religius di Cina.”

Sementara Vatikan tidak menyebutkan nama peserta, berbagai sumber mengatakan bahwa komposisi peserta kurang lebih sama seperti pertemuan komisi itu sebelumnya pada Maret 2008.

Sekretaris negara Vatikan, Tarcisio Kardinal Bertone, akan memimpin sidang yang dihadiri oleh lebih dari 30 orang itu, termasuk William Kardinal Levada, prefek Kongregasi Ajaran Iman, dan Ivan Kardinal Dias, prefek Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa.

Uskup Agung Fernando Filoni, Wakil Ketua Urusan Umum Gereja, yang tahu baik tentang Cina, juga diharapkan hadir, bersama dengan Uskup Agung Dominique Mamberti, sekretaris untuk hubungan dengan negara-negara. Wakil ketua, atau sostituto, adalah pejabat tingkat tiga Vatikan setelah Paus dan sekretaris negara.

Daftar pejabat Vatikan yang diharapkan hadir, antara lain:: Uskup Agung Claudio Maria Celli, ketua Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial; Monsignor Pietro Parolin, wakil sekretaris untuk hubungan dengan negara-negara;dan Monsignor Gianfranco Rota Graziosi dari Sekretariat Negara Vatikan. Ketiganya pernah ikut dalam dialog Cina-Takhta Suci.

Lima anggota komisi asal Cina yang diharapkan hadir adalah: Joseph Kardinal Zen Ze-kiun dari Hong Kong, Uskup Koadjutor John Tong Hon dari Hong Kong, Uskup Jose Lai Hung-seng dari Macau, Uskup Agung John Hung Shan-chuan dari Taipei, dan Uskup Bosco Lin Chi-nan dari Tainan. Tidak ada pejabat Gereja Cina daratan yang menjadi anggota komisi itu.

Para wakil dari sejumlah kongregasi religius dengan kepentingan khusus di Cina, yang adalah anggota komisi itu, juga diharapkan hadir pada pertemuan itu.

Sejak menjadi paus tahun 2005, Paus Benediktus XVI telah memperbaiki hubungan Vatikan dengan Cina yang merupakan satu dari prioritasnya. Ia secara rutin mengikuti perkembangan di sana dan diharapkan berbicara kepada komisi dalam pertemuan ini, karena dia akan menjadi pembicara pertama.

Komisi itu diharapkan mengeluarkan pernyataan pers di akhir setiap diskusi.
2009-3-30 | ZY06950.636b | 622 kata


Tidak ada komentar:

Posting Komentar