15 April 2009

Uskup Terpilih Prioritaskan Pembinaan Iman di Wilayah Agama Asli

JAKARTA (UCAN) -- Pastor Edmund Woga CSsR, yang diangkat menjadi Uskup Weetebula di Pulau Sumba, mengatakan ia akan memprioritaskan pembinaan iman umat Katolik di keuskupan itu, dimana agama asli masih berpengaruh.
Pada 4 April Paus Benediktus XVI mengangkat administrator keuskupan Weetebula itu sebagai uskup untuk keuskupan yang sama di tenggara Indonesia. Uskup Agung Leopoldo Girelli, Duta Vatikan untuk Indonesia, memberitahukannya tentang penggangkatan itu pada hari yang sama.

”Saya terkejut saat Uskup Agung Girelli menelepon saya apakah saya bersedia menjadi Uskup Weetabula," kenang Uskup-terpilih Woga, 58. Ia memberikan saya kesempatan sehari untuk berpikir tentang pengangkatan itu, namun saya meminta dua hari." Tanggal penahbisan dan pelantikannya belum diputuskan, katanya dalam wawancara melalui telepon selulernya.

Berbicara tentang prioritasnya sebagai kepala keuskupan itu, ia mengatakan: ”Saya akan menekankan secara khusus pada persoalan iman umat karena pengetahuan iman mereka sangat minim, pendidikan masih rendah, sehingga perlu ada kegiatan pastoral khusus. Dengan itu mereka tidak hanya mengetahui doa-doa Bapa Kami, Salam Maria, atau Aku Percaya.”

Ia mengakui pentingnya Merapu, agama asli warga Sumba, dalam kehidupan umat di sini. ”Pertemuan khusus dengan agama asli bisa cepat membantu mendalami pengetahuan mereka tentang iman Katolik” karena Merapu memiliki nilai-nilai yang sama dengan nilai-nilai Kristen, kata uskup-terpilih itu.

Menurut data Gereja 2003, dari 603.305 penduduk pulau itu sekitar 260.000 adalah Protestan, 200.000 adalah penganut Merapu, 120.000 adalah Katolik dan 20.000 adalah Muslim.

Uskup-terpilih Woga juga berjanji ia akan melanjutkan program-program untuk membangun Komunitas Basis Gereja (KBG) yang telah dilakukan penggantinya, Uskup Gerulfus Kherubim Pareira SVD, yang kini melayani sebagai uskup Maumere di Pulau Flores. Uskup-terpilih mengatakan ia berharap semua imam dan religius yang melayani keuskupan itu bekerjasama untuk memperdalam iman umat Katolik lokal.

Seorang imam lokal, Pastor Kristianus Bernardus Breda, kepala Paroki St. Petrus dan Paulus di Waikabubak, ibukota Kabupaten Sumba Barat, mengatakan ia telah mengumumkan pengangkatan itu kepada para umat paroki pada Misa-Misa 4 dan 5 April. "Umat sangat senang mendengar berita pengangkatan itu" karena mereka tidak memiliki uskup selama hampir setahun, kata imam itu melalui telepon.

Ia menambahkan bahwa ia mendukung rencana uskup-terpilih itu untuk memprioritaskan pembinaan iman umat Katolik lokal.

Uskup-terpilih Woga lahir pada 17 November 1950 di Hewokloang, Flores. Ia belajar di Seminari Tinggi St. Paulus di Kentungan, Yogyakarta, dari 1971 dan ditahbiskan menjadi imam tahun 1977. Ia kemudian melayani selama sekitar setahun sebagai direktur Lembaga Pelatihan Guru Agama di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, dan tahun lain sebagai pastor Paroki St. Clemens di Katikuloku, Kabupaten Sumba Barat.
Tahun 1979-1982, ia menjadi direktur Asrama Pada Dita di Waingapu, Sumba Timur. Ia bergabung dengan Redemptoris tahun 1980.

Dari tahun 1982, ia belajar di Sankt Augustin di Jerman, dimana ia meraih licentia dalam bidang misiologi dua tahun kemudian. Tahun 1986-1992, ia belajar teologi fundamental di Monaco.

Dari tahun 1993, ia melayani sebagai dosen misiologi di Fakultas Teologi Wedhabakti di Yogyakarta, Indonesia. Tahun 2002, ia menjadi provinsial CSsR Indonesia, berbasis di pusat kongregasinya di Sumba, hingga ia menjadi administrator keuskupan Weetebula tahun 2008.

2009-4-7 | IJ07010.637b | 480 kata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar