13 Desember 2009

Gereja Berkabung atas Kematian Teolog Kawakan

PUNE, India (UCAN) -- "Tidak ada teolog yang lebih hebat dari Pastor Neuner di India," kata Uskup Agung Agra Mgr Albert D'Souza kepada sekitar 1.500 pelayat yang menghadiri Misa pemakaman mendiang Pastor Josef Neuner SJ.

Berbicara kepada UCA News kemudian, Uskup Agung D'Souza mengatakan, mediang ilmuwan Yesuit itu membawa "udara segar" ke dalam Gereja Katolik India, dengan ketajaman dan kedalaman pandangannya tentang iman.

Pastor Neuner, tokoh penting dalam Konsili Vatikan Kedua (1962-1965) dan seorang pembimbing rohani dari Beata Teresa dari Kolkata, wafat pada tanggal 3 Desember di usia 101 tahun. Dia dimakamkan pada hari berikutnya di pemakaman Jnana-Deepa Vidyapeeth (JDV), seminari kepausan di Pune, India bagian barat, tempat dia mengajar selama beberapa dekade.

Pastor Job Kozhamthadam, ketua JDV, mengatakan dalam eulogianya pada Misa pemakaman di kapel seminari itu bahwa sebuah "tradisi penting" teologi di India berakhir dengan wafatnya rekan Yesuit itu.

Pastor yang dilahirkan di Austria itu selalu memperlihatkan cara-cara baru untuk melayani Gereja dan masyarakat di India, negeri yang dipilihnya tahun 1938. "Tujuannya adalah untuk membangun sebuah Gereja India dengan sebuah teologi Kristen India yang asli," jelas Pastor Kozhamthadam.

Misionaris itu menghabiskan tujuh tahun di penjara di India ketika Perang Dunia Kedua, karena dia berasal dari negara berbahasa Jerman. Namun, dia dia memanfaatkan saat itu untuk mempelajari bahasa Sansekerta, berbagai kitab suci Hindu seperti Bhagavad Gita dan buku-buku Upanishad, serta sistem filsafat India, kata Pastor Kozhamthadam.

Pastor Neuner juga mengilhami generasi-generasi para pastor dan suster dengan ajaran, retret, dan bimbingannya. Salah satu di antara mereka itu adalah Beata Teresa dan Kongregasi Misionaris Cinta Kasih serta sejumlah anggota Society of the Helpers dari Kongregasi Maria dan berbagai lembaga sekular.

Menurut Pastor Kozhamthadam, Gereja India berhutang budi kepada Pastor Neuner karena turut memberi kontribusi dalam transformasi yang mulus dari “Gereja kolonial” yang tua “menjadi Gereja India yang asli."

Ini dia lakukan umumnya melalui JDV, sebelumnya Pontifical Athenaeum, yang didirikan di Kandy, Sri Lanka, tahun 1893. Lembaga pendidikan ini berpindah ke Pune tahun 1955, delapan tahun setelah India merdeka.

Pastor Neuner membuat seminari itu melihat ke depan dan terbuka secara kreatif terhadap keanekaragaman sosial, budaya, dan politik, kata ketua JDV itu.

Pastor Kuruvilla Pandikattu SJ, seorang dosen JDV, menambahkan bahwa Pastor Neuner memotivasikan ratusan mahasiswa teologi untuk menyesuaikan pesan Kristen dalam realitas India.

Bruder Mani Mekkunnel dari Kongregasi Montfortan, sekretaris nasional Konferensi Religius India, mengatakan bahwa Pastor Neuner adalah "lokomotiv pembaruan Gereja” dan mempengaruhi Gereja India secara mendalam setelah Konsili Vatikan Kedua.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar