30 Desember 2009

Uskup Turang Ajak Perangi Korupsi

Oleh Leonard Ritan


KUPANG (FLORES POS) -- Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang mengajak seluruh masyarakat NTT untuk memerangi kemiskinan sehingga NTT bisa terbebas dari kasus korupsi.

Uskup mengatakan itu pada perayaan Natal Oekumene 2009 berrtempat di pelataran Gereja Katolik Assumpta, Selasa (29/12). Perayaan Natal Oekumene ini diselenggarakan oleh Keuskupan Agung Kupang dan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) bersama Pemerintah Provinsi NTT.

Uskup Turang mengungkapkan, umat atau masyarakat NTT harus memaknai perayaan Natal dan Tahun Baru 2010 dengan gerakan bersih iman. Sebab dengan gerakan bersih iman orang dapat bebas dari korupsi, kecurigaan, pencemaran ekologi, kebencian dan kecemburuan.

“Hal-hal semacam itu harus kita hindari dengan memulai gerakan bersih iman dalam diri semua umat. Saya meminta agar semua umat beragama yang ada di daerah ini untuk tetap menjaga kerukunan dan toleransi beragama sehingga bisa memberikan rasa aman saat beribadah,” ajak Uskup Turang.

Menurutnya, kerukunan dan toleransi beragama di NTT patut disyukuri karena tidak ada gangguan selama melaksanakan ibadah Natal. Walau demikian, rasa aman itu karena dijaga oleh aparat kepolisian dengan senjata-senjata. “Apakah itu yang dinamakan rasa aman,” tanya Uskup Turang retoris.

Uskup Turang meminta agar semua umat mengintrospeksi diri. Karena Yesus datang untuk membawa perdamaian di muka bumi, bukan untuk membangun kekuatan atau lainnya. Sehingga kerukunan dan toleransi beragama dalam menjalankan ibadahnya tidak harus ada penjagaan dari aparat keamanan, tapi benar-benar dimaknai dalam diri setiap umat.

Terkait tema perayaan natal Oekumene 2009, “Yesus Baik dengan Semua Orang”, Uskup Turang menjelaskan, tema dimaksud diangkat untuk mengajak semua umat manusia agar bisa berbuat baik kepada semua orang. Tuhan Yesus baik kepada semua orang, maka setiap orang juga harus baik kepada semua orang tanpa melihat latar belakang orang itu.

Sementara itu Ketua GMIT NTT Pendeta Eben Nubantimo dalam suara gembalanya meminta kepada semua umat beragama di daerah ini untuk tetap menjaga kebersamaan antarsesama umat beragama. Kebersamaan dengan saudara-saudara yang beragama lain seperti Islam, Hindu, Budha dan lainnya haruslah juga dijaga. Karena pada prinsipnya, semua agama di muka bumi adalah sama. Sehingga perbedaan agama tidak perlu diperdebatkan antara satu sama lain, karena semuanya sama-sama menyatakan kebesaran Tuhan. Harus diingat, Tuhan datang tidak untuk berdebat atau menyerang manusia, tetapi datang untuk merangkul semua orang.

Eben Nubantimo menambahkan, menjaga kebersamaan antarumat beragama dan semua orang merupakan tugas gereja, baik bagi orang yang banyak uang maupun orang yang banyak utang. Hal tersebut bukan merupakan persoalan tapi yang terpenting semua orang harus berbuat bagi sesama.

Beberapa tahun belakangan ini, Keuskupan Agung Kupang dan GMIT bersama gereja-gereja denominasi merayakan Natal Oekumene. Perayaan seperti ini dimaksudkan untuk menggali kebersamaan untuk menerima satu sama lain. Karena semua agama mengajarkan Tuhan yang satu dan sama, hanya berbeda soal bagaimana mengangkat aspek kualitatif dari Tuhan.
“Kita perlu belajar kepada Allah yang baik. Selanjutnya kita mengambil aspek kebaikan Allah itu sambil belajar perbedaan diantara sesama,” ujar Eben Nubantimo.

Eben Nubantimo menyampaikan, pada prinsipnya semua agama mengajarkan tentang kebaikan Allah. Hanya saja sering terjadi perbedaan pemahaman dalam menerjemahkannya sehingga terjadi perbedaan pemahaman. Moment Oekumene seperti ini hendaknya tetap dijalankan untuk menanamkan nilai kebersamaan.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar