11 Desember 2009

Masalah Lingkungan, Masalah Agama

KOLOMBO (UCAN) -- Sebuah pertemuan lintas agama, termasuk juga pencinta lingkungan, mahasiswa, dan para diplomat, menggarisbawahi bahwa semua orang bertanggungjawab dalam melindungi alam.

Pertemuan yang dilakukan selama empat hari dengan tema ‘Selamatkan Planet Bumi’ di dekat kota Kolombo itu, mengangkat berbagai isu yang akan dibahas pada Konferensi Perubahan Iklim di Kopenhagen bulan Desember.

Para pemimpin Buddha, Kristen, Muslim dan Hindu menegaskan bahwa perlindungan terhadap lingkungan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari prinsip keagamaan mereka masing-masing.

Pastor Noel Dias dari Keuskupan Agung Kolombo mengatakan Kitab Kejadian telah mengajarkan bahwa Adam dan Hawa telah diberi kuasa oleh Tuhan untuk menguasai bumi. Tapi ini bukan berarti mereka sebagai pemilik, melainkan sebagai pelayan dan pemelihara bumi dan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya.

Hal senada juga diungkapkan Uskup Anglikan Duleep de Chickera. Dia mengatakan, agama-agama di dunia mendukung konsep bahwa manusia adalah pengurus bumi. Dan itu harus dipahami oleh semua komunitas di seluruh dunia.

Swami Shanker Kamalanathan, seorang imam Hindu mengatakan: "Agama Hindu sangat dekat dengan alam dan melihat Tuhan dalam segala sesuatu yang ada di alam semesta.” Karena itu dia mengajak semua orang untuk mencegah bahaya konsumerisme.

Sementara itu Olande Ananda, seorang biksu agama Buddha mengingatkan bahaya besar yang bisa terjadi apabila hubungan antara manusia dan alam rusak akibat ketamakan manusia.

Menurut imam Muslim Moulawi Nilam, pandangan Islam tentang ekologi sama dengan pandangan Kristen. Dia juga meminta para mahasiswa untuk menggunakan kemampuan mereka untuk menciptakan dunia yang lebih baik. “Ilmu pengetahuan, teknologi dan profesionalisme yang anda miliki harus bisa mengatasi ketakutan dan sikap sinis manusia,” katanya.

Duta besar Amerika untuk Sri Lanka, Patricia A. Butenis, sependapat dengan pandangan para pemuka agama. Dia mengatakan setiap individu adalah pemelihara lingkungan dan harus mengambil tindakan positif untuk kehidupan di masa mendatang yang lebih baik.

Para peserta pada rapat yang berakhir pada 22 November tersebut menyepakati beberapa tindakan praktis yang harus diambil untuk melindungi lingkungan hidup, termasuk pencegahan terhadap konsumerisme, konservasi air, penanaman pohon dan pengurangan penggunaan bahan bakar.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kekayaan Alam Patali Champika menegaskan bahwa kekayaan alam sama seperti warisan budaya manusia yang harus dilindungi. **


Tidak ada komentar:

Posting Komentar