11 Desember 2009

Paus Serukan Aksi Konkret Menyangkut Iklim

Oleh Gerard O’Connell
Koresponden Khusus di Roma

KOTA VATIKAN (UCAN) -- Paus Benediktus XVI menyerukan kepada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengeluarkan aksi konkret guna mengatasi pemanasan global.

Pada malam konferensi di Copenhagen itu, paus menyerukan kepada semua orang yang berkehendak baik untuk “menghormati hukum yang telah ditempatkan Tuhan dalam alam ciptaan.”

Keutuhan ciptaan “menuntut penentuan gaya hidup moderat dan bertanggungjawab,” karena peduli dan hormat “terhadap orang miskin dan generasi masa depan,” katanya.

Ketika berbicara kepada ribuan peziarah di Basilika St. Petrus pada hari Minggu, 6 Desember, Paus mengungkapkan harapan bahwa hasil konferensi itu “mudah-mudahan mengeluarkan aksi-aksi yang menghormati ciptaan dan meningkatkan pengembangan bersama yang bertanggungjawab, yang dilandaskan pada martabat pribadi manusia dan terarah kepada kebaikan bersama.”

Konferensi PBB itu berlangsung 7-18 Desember. Acara itu akan dihadiri oleh lebih dari 100 kepala negara dan wakil-wakil dari hampir 192 negara anggota PBB, termasuk negara-negara besar Asia -- Cina dan India.

Takhta Suci, yang memiliki status pengamat resmi di PBB dan hubungan diplomat penuh dengan 176 negara, hadir dalam konferensi dengan delegasi beranggota lima orang, termasuk para pakar dalam bidang itu.

Delegasi itu dipimpin Uskup Agung Celestino Migliore, pengamat tetap Takhta Suci untuk PBB di New York, yang akan berbicara dalam konferensi itu.

Caritas Internasional, organisasi induk dari 150 lebih organisasi karitatif dan pembangunan resmi Katolik di seluruh dunia, juga ikut pertemuan tingkat tinggi tentang iklim itu sebagai sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Caritas membawa delegasi, di antaranya ada sejumlah uskup dari 25 negara termasuk Bangladesh, Kamboja, India, dan Indonesia. Mereka akan melobi pemerintah untuk mencapai “kesepakatan adil dan efektif” tentang apa yang perlu dilakukan.

Bersama Catholic International Cooperation for Development and Solidarity (CICDSE), Caritas mendorong pemerintah menggunakan "kesempatan satu-satunya dalam satu generasi untuk menyelamatkan keluarga manusia dari akibat kerusakan iklim."

Kata-kata Paus Benediktus menambah dukungan moral bagi berbagai seruan yang pernah dilontarkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan para ilmuwan kepada para pemimpin politik dunia, yang mendesak mereka untuk menyepakati aksi yang dibutuhkan untuk menanggapi pemanasan global.

Tujuan utama konferensi PBB itu adalah untuk menyepakati cara-cara guna mempertahankan suhu rata-rata dunia kurang dari 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri mereka.

Sejumlah ilmuwan mengingatkan bahwa kenaikan suhu yang dari ini agaknya akan berdampak buruk pada planet bumi, khususnya bagi negara-negara yang lebih miskin di dunia.

Mereka mendesak para pemerintah dunia untuk menerima proposal pengurangan 40 persen emisi karbon pada tahun 2020 karena khawatir bahwa Amerika Serikat dan Cina - pembuat polusi terbesar dunia - akan menolaknya dengan hanya menyetujui pengurangan 20 persen.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar