18 Maret 2009

Uskup Agung Tekankan Hak untuk Menuntut Wakil-Wakil Rakyat Mundur

PANAJI, India (UCAN) -- Semakin mendekat pemilihan umum wakil-wakil rakyat, seorang uskup agung di India bagian barat meminta umatnya untuk memilih mereka yang memberi hak kepada rakyat untuk menuntut wakil-wakilnya mundur.

Uskup Agung Gos-Daman Mgr Felip Neri Ferrao membuat himbauan ini dalam siaran persnya pada 9 Maret. Dalam kesempatan itu, dia juga meminta masyarakat untuk menggunakan kebebasan mereka dalam pemilihan umum parlementer yang akan diselenggarakan 23 April di Negara Bagian Goa.

Perhatikan para kandidat yang "memberdayakan rakyat dengan hak untuk menuntut wakil-wakil yang dipilihnya mundur karena tidak melakukan tugas dengan baik, korupsi, dan tidak punya integritas pribadi,” kata Uskup Agung Ferrao dalam pesannya kepada rakyat.

Uskup agung mengatakan bahwa memberi suara itu merupakan suatu tanggungjawab dan keistimewaan. Dia juga menasehati rakyat untuk memilih mereka yang akan melindungi dan meningkatkan sekularisme dan demokrasi, menegakkan hak fundamental untuk kehidupan, kebebasan, kesetaraan, dan keadilan; memberantas kemiskinan dan buta huruf; serta menghapus pekerja anak.

Dia mengatakan bahwa pemilihan umum parlementer merupakan saat paling menentukan ketika rakyat diajak untuk menentukan nasib bangsa dalam lima tahun ke depan.

Pastor Francis Caldeira, jurubicara keuskupan agung, mengatakan bahwa uskup agung menekankan hak untuk mendesak para politisi mundur karena “sudah menjadi pengalaman di masa lalu bahwa setelah terpilih, para legislator melupakan rakyat dan mabuk dengan kekuasaan, sehingga mereka tidak lagi peka terhadap kebutuhan-kebutuhan rakyat."

Dia menambahkan, "rakyat cukup lama menerima begitu saja dan tidak berbuat sesuatu untuk mengontrol penyalahgunaan wewenang yang dilakukan para legislator.” Dia menjelaskan bahwa pemberdayaan rakyat dengan hak untuk menuntut para legislator mundur itu bisa mengubah situasi. Mudah-mudahan itu akan mengubah sikap dan membuat para legislator waspada, dan para legislator akan melakukan apa yang semestinya diharapkan dari mereka untuk dilakukan, lanjutnya.

Analis politik Stanley Fernandes menggambarkan himbauan uskup agung itu sebagai sesuatu bersifat “futurisik.” Namun, katanya, rincian lebih lanjut tentang hak untuk menuntut wakil-wakil rakyat mundur itu harus ada, seperti sebelumnya memberi mereka kesempatan dua tahun untuk memperbaiki kinerjanya.

Jesus Ribeiro, seorang Katolik, mengatakan bahwa himbauan uskup agung itu hendaknya menjadi bagian dari manifesto setiap kandidat yang sedang bersaing, dan itu akan membuktikan "ketulusan" mereka.

Goa, tempat asal Uskup Agung Ferrao, telah mengalami pengangkatan sumpah 16 pemerintahan dan penjungkir-balikan pemerintahan yang dilancarkan oleh para politisi.
2009-3-10 | ID06834.633b | 355 kata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar