26 Mei 2009

Forum Ekaristi dan Komunitas Kirim Pesan kepada Para Uskup

SEOUL (UCAN) -- Sejumlah teolog Katolik dan pekerja Gereja dari seluruh Asia mengirim pesan kepada para pemimpin Gereja. Pesan itu menyatakan bahwa Ekaristi, inti ajaran Katolik, hendaknya menjadi jembatan yang menghubungkan iman akan Allah dengan kehidupan setiap hari.

Sekitar 80 teolog, misionaris, dan aktivis awam dari 11 negara Asia menghadiri forum bertema "Ekaristi dan Komunitas – Melampau Semua Penghalang” (Eucharist and Community - Beyond All Barriers). Peristiwa 18-20 Mei di Pusat Retret St. Benediktus di Seoul itu diselenggarakan bersama oleh Gerakan Katolik Internasional untuk Urusan Intelektual dan Kultural (ICMICA, International Catholic Movement for Intellectual and Cultural Affairs) dan Institut Teologi Woori (WTI, Woori Theology Institute) yang berbasis di Seoul.

Dua kelompok itu mengadakan forum itu mendahului sidang pleno kesembilan dari Federasi Konferensi-Konfernsi Waligereja Asia (FABC, Federation of Asian Bishops' Conferences), yang akan berlangsung di Manila pada 10-16 Agustus dengan tema: "Penghayatan Ekaristi di Asia” (Living the Eucharist in Asia).

Di akhir pertemuan, mereka mengeluarkan deklarasi yang mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk mengembangkan sebuah katekese yang lebih komprehensif tentang Ekaristi, yang memperlihatkan relevansinya dengan kehidupan sehari-hari. Mereka juga mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menggunakan kekuatan Ekaristi demi apresisasi yang lebih besar terhadap dialog segitiga FABC dengan manusia, kebudayaan, dan agama di Asia.

Pembicara kunci, Pastor Michael Amaladoss SJ, menjelaskan bahwa Ekaristi itu pada dasarnya adalah “perjamuan komunitas," sebuah tindakan simbolis yang katanya memiliki tataran ritual, sosial, dan mistik.

"Untuk menjadi nyata dan otentik, tindakan simbolik ini hendaknya merayakan kehidupan. Namun jika komunitas tidak berusaha secara aktif menghayati kehidupan, maka komunitas hendaknya jangan merayakan kehidupan. Itulah sebabnya rekonsiliasi melibatkan saling memaafkan sebelum memulai perayaan ini," kata direktur Institut untuk Dialog dengan Kebudayaan dan Agama di Chennai, India bagian selatan, itu.

Prinsip dasar Ekaristi adalah keterlibatan penuh, sadar, dan aktif dari umat, tegasnya. “Komunitas sebagai Tubuh Kristus adalah mereka yang merayakan, sementara imam adalah ‘pelayan’ dan karena itu dia adalah hamba komunitas,” lanjutnya.

Lawrencia Kwark Eun-kyung, sekretaris jenderal ICMICA, mengatakan kepada UCA News pada 20 Mei bahwa forum itu merupakan suatu upaya yang dilakukan umat awam untuk berkomunikasi dengan para pemimpin Gereja di Asia sebelum pleno FABC. "Tujuan lain adalah untuk membangun dan memperkuat jaringan di kalangan para teolog dan aktivis Gereja," tambah perempuan Korea itu.

Para peserta juga termasuk Uskup Bandung, Indonesia, Mgr Johannes Pujasumarta; Uskup Protestan Dhirendra Kumar Sahu, sekretaris umum Dewan Nasional Gereja-Gereja di India; dan Pastor William LaRousse MM, sekretaris Kantor Urusan Ekumene dan Hubungan Antaragama dari FABC.

Dengan menggunakan "lima roti dan dua ikan" yang dijelaskan Uskup Pujasumarta sebagai contoh, deklarasi mereka juga berjanji untuk mengembangkan sebuah keanekaragaman "dalam sharing rencana dan proyek" di tingkat komunitas lokal.

Uskup Indonesia itu mengatakan kepada UCA News, ia memprakarsai gerakan itu untuk orang miskin tahun 1992, ketika menjadi vikjen Keuskupan Agung Semarang. Sasaran program sharing itu, katanya, adalah para siswa di sekolah-sekolah Katolik, yang menabung dan mengumpulkan uang bagi para pelajar miskin dan keluarga-keluarganya.

“Karena saya belajar tentang realitas dan Ekaristi di berbagai negara, pertemuan ini bagi saya kelihatannya merupakan sebuah ‘katekese yang menghidupkan’ tentang Ekaristi,” katanya.

Pastor LaRousse, juga seorang pembicara dalam forum itu, mengatakan kepada UCA News bahwa peristiwa itu merupakan pengalaman yang baik betapa umat Kristen dari berbagai negara merenungkan tentang bagaimana menghayati Ekaristi di Asia.

“Dari pengalamanku di Davao, Filipina, saya berharap para uskup akan mendengar hasil yang baik dari forum ini,” katanya.

sumber : Baca di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar