31 Mei 2009

Mendampingi Kehidupan Rohani Narapidana Selama 25 Tahun

JAKARTA (UCAN) -- Yusuf Mawarjoko, seorang pegawai penjara, telah mendampingi kehidupan rohani narapidana Kristen selama lebih dari 25 tahun.

Mawarjoko mulai bekerja di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang tahun 1976 sebagai staf administratif dan ditunjuk oleh kepala LP Cipinang sebagai pendamping narapidana Kristen tahun 1983. Ia mengatakan tugas itu merupakan panggilannya sebagai seorang Katolik. Ia mendampingi sekitar 200 narapidana Katolik dan Protestan supaya iman mereka kuat dan bisa mengubah diri mereka.

Pria berusia 54 tahun itu bekerja bersama para imam yang berkarya di dekenat Jakarta Timur dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan rohani mulai dari pertemuan bulanan atau dua bulanan sampai doa harian dan Misa. Bahkan, ia juga mengkoordinir kegiatan-kegiatan semacam itu pada hari libur.

UCA News mewawancarai Mawarjoko tentang pelayanannya itu:


UCA NEWS: Apa yang memotivasi anda dalam melaksanakan pelayanan ini?

YUSUF MAWARJOKO: Pada awalnya, saya tidak begitu tertarik dengan bidang ini dan saya merasa tidak siap karena pengetahuan keagamaan saya begitu minim. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari tugas ini merupakan panggilan saya sebagai orang Katolik untuk memperhatikan kehidupan rohani para narapidana. Saya yakin jika hidup mereka mengakar pada kehidupan rohani, mereka tidak akan masuk ke tempat ini.

Saya hanya mengandalkan Tuhan dalam melaksanakan tugas ini. Tapi, tugas ini juga membuat saya gembira karena saya menganggapnya sebagai cara untuk melayani Tuhan dan sesama. Tugas ini juga memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar dan mengenal kerohanian dengan lebih mendalam.

Apakah Anda memulai pelayanan ini berdasarkan prakarsa Anda sendiri?

Tidak. Saya ditunjuk kepala LP Cipinang untuk mendampingi narapidana Kristen tahun 1983. Pelayanan ini sudah ada sebelum saya menanganinya tetapi kegiatannya hanya dilakukan sekali atau dua kali sebulan. Kami hanya disediakan kapel dengan altar dan kursi sehingga saya meminta Gereja-Gereja yang melayani penjara ini supaya membawa alat musik dan peralatan liturgi untuk Misa dan doa-doa.

Kami juga mendapat dukungan baik dari institusi ini, yang menghendaki para nara pidana untuk mengembangkan hidup rohani mereka.

Sekarang, kami mengadakan acara rohani setiap pagi dan sore dari Senin sampai Jumat. Pada hari Sabtu dan Minggu kami juga mengadakan berbagai kegiatan dan saya juga mendampingi mereka supaya kegiatan-kegiatan itu berjalan dengan baik.

Pelayanan rohani apa yang Anda berikan kepada para narapidana?

Saya hanya sebagai fasilitator Gereja-Gereja yang melayani tempat ini. Tetapi, saya juga mendampingi narapidana Katolik dalam berdoa rosario, pendalaman iman, dan sharing Kitab Suci setiap Jumat pagi. Saya juga memberi kesempatan kepada mereka untuk memimpin kegiatan-kegiatan itu.

Ada juga pengajaran Alkitab bagi narapidana Protestan pada Senin dan Jumat yang dibimbing oleh para pendeta dari GPIB dan Gereja Bethany. Beberapa narapidana Katolik juga bergabung. Selain itu, ada juga persiapan baptis yang dilakukan setahun dua kali.

Di sini, narapidana Katolik dan Protestan mengadakan Misa dan kebaktian bersama. Namun, kami hanya memberikan Komuni Kudus kepada yang Katolik saja.

Saya memberikan pendampingan kepada narapidana Katolik berdasarkan kalender Gereja. Misalnya, saya mengajak mereka untuk jalan salib dan pendalaman iman dalam masa Prapaskah dan doa rosario pada bulan Mei dan Oktober. Tapi saya tidak memaksa mereka. Saya hanya menghimbau dan kebanyakan dari mereka rajin mengikuti berbagai kegiatan itu.

Keuskupan Agung Jakarta dan Lembaga Pemasyarakatan Cipinang sedang bekerja sama membangun perpustakaan di sebelah kapel dan akan selesai bulan Juli nanti. Gereja Katolik telah menyumbang lebih dari 100 buku tentang rohani, pengetahuan umum, keterampilan, dan lain-lain. Perpustakaan dengan luas 30 meter persegi itu juga akan digunakan sebagai ruang konseling.

Apakah pelayanan Anda di sini mengganggu kehidupan keluarga Anda?

Awalnya, pelayanan ini benar-benar mengganggu kegiatan saya di rumah dan bahkan istri saya curiga karena saya melayani para narapidana setiap hari. Tetapi, istri dan kedua anak saya mendukung saya karena ini adalah bentuk pelayanan terhadap Gereja.

Bagaimana tanggapan para narapidana terhadap usaha Anda?

Sekitar 200 narapidana Kristen mengikuti misa atau ibadat-ibadat dan sepertinya mereka senang dengan kegiatan ini. Setiap hari, saya selalu ditanya apakah akan ada ibadat pada hari berikutnya. Saya berpikir kegiatan rohani sangat penting dan menjadi kebutuhan bagi mereka.

Apakah ada rintangan dalam tugas Anda?

Ya. Pertama, motivasi beberapa narapidana dalam mengikuti kegiatan rohani kadang-kadang hanya untuk mendapat makanan. Kedua, ada begitu banyak Gereja yang ingin melayani peribadatan sehingga kami kesulitan mengatur waktu. Dan ketiga, kami masih kekurangan sarana dan tenaga untuk melayani para nara pidana.

Bagaimana pelayanan Anda ini menguntungkan para narapidana?

Kegiatan-kegiatan rohani dapat mengurangi rasa bosan dan sepi para narapidana dan juga trauma yang pernah mereka alami. Mereka bernyanyi dan mendengarkan sabda Tuhan tetapi kami juga memberi kesempatan kepada mereka untuk bermain alat musik dalam misa atau ibadat.

Kami berharap dengan mendengarkan sabda Tuhan setiap hari, para narapidana dapat merefleksikan tindakan mereka di masa lampau dan menyadari apa yang mereka lakukan itu bertentangan dengan ajaran Tuhan.

Bagaimana dukungan Gereja terhadap pelayanan Anda?

Dukungan Gereja sungguh luar biasa, bukan hanya bersifat rohani tetapi juga materi - menyumbang Kitab Suci, makanan dan alat musik. Para imam yang berkarya di dekenat Jakata Timur juga mengunjungi penjara ini untuk merayakan Ekaristi dan melayani sakramen Tobat.

Kunjungan Uskup Agung Jakarta Julius Kardinal Darmaatmadja baru-baru ini juga memberikan dukungan moral terhadap para narapidana dan pelayanan saya. (Catatan editor: Kardinal Darmaatmadja dan beberapa imam merayakan Misa bersama mereka pada 14April, dua hari setelah Minggu Paskah.)

Apakah kegiatan rohani harian itu mengganggu kegiatan penjara?

Kami selalu melaksanakan kegiatan rohani tanpa mengganggu kegiatan lainnya dan kami meminta kelompok-kelompok doa yang melayani tempat ini supaya menghormati agama lainnya. Para narapidana juga didorong supaya menghormati pemeluk agama lain ketika mereka sedang beribadat.

Penjara ini merupakan satu-satunya penjara yang mengadakan kegiatan rohani setiap hari.

Apa harapan Anda terhadap para narapidana?

Saya mengharapkan Gereja melanjutkan pelayanannya di penjara ini karena pelayanan itu sungguh membantu para narapidana mengubah tingkah laku mereka. Dan harapannya, setelah mereka bebas mereka akan mempunyai iman yang kuat dan hidup baik di tengah-tengah masyarakat.

Sumber: ucanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar