12 Mei 2009

Rumah Sakit yang Dikelola Gereja Akan Menjadi Rumah Sakit Katolik Terbesar di Dunia

SEOUL (UCAN) -- Di antara ratusan orang yang menghadiri pembukaan Rumah Sakit Santa Maria Seoul yang baru itu terdapat para tokoh Gereja dan politisi. Gedung rumah sakit 22 lantai itu, kini merupakan rumah sakit Katolik terbesar di dunia, demikian seorang pejabat rumah sakit itu.

Pejabat itu juga menyatakan bahwa bangunan baru itu, yang sebelumnya dikenal dengan nama Rumah Sakit Santa Maria Kangnam, juga merupakan rumah sakit terbesar di Korea.

Menurut website-nya, luas satu lantai rumah sakit itu adalah 190.000 meter persegi. Rumah sakit itu memiliki 1.200 tempat tidur dan sekitar 3.500 staf medis.

Pejabat itu mengatakan, tempat tidur di rumah sakit itu lebih besar dari yang ada di berbagai rumah sakit lain. Itu berarti para pasien beristirahat senyaman mungkin.

Hwang Tae-gon, pemimpin rumah sakit itu, mengatakan dalam sambutan pembukaannya dalam peresmian rumah sakit itu pada 30 April bahwa motto rumah sakit itu adalah "kindness to patients" (ramah kepada para pasien).

"Pembukaan yang meriah ini hanya mungkin terlaksana hari ini berkat kepercayaan dan dukungan masyarakat," lanjutnya.

Konstruksi bangunan baru ini dimulai bulan Mei 2005. Pembangunannya selesai Desember lalu dan pasien-pasien pertamanya masuk 23 Maret tahun ini.

Para tamu kehormatan yang menghadiri acara itu antara lain Nicholas Kardinal Cheong Jin-suk dari Seoul; Uskup Agung Osvaldo Padilla, Duta Besar Vatikan untuk Korea; Uskup Agung Rino Fisichella, ketua Akademi Kepausan untuk Kehidupan; empat uskup setempat dan Perdana Menteri Korea Selatan Daniel Han Seung-soo.

Uskup Agung Padilla membacakan pesan ucapan selamat dari Paus Benediktus XVI. Dalam pesan itu, paus mengatakan bahwa dia berdoa agar "para dokter, perawat, staf administrasi, dan karyawan lainnya … secara baik tanggap terhadap perutusan Tuhan untuk menyembuhkan orang sakit dan dengan begitu memberi kesaksian akan kehadiran Kerajaan Allah di antara kita."

Namun, Kim Seon-hwa, ketua persatuan karyawan rumah sakit itu, mengatakan kepada UCA News bahwa rumah sakit itu memiliki manajemen yang parah. "Saya kira fasilitas dan kepakaran orang-orang medisnya tidak masalah,” katanya. “Tetapi itu perlu diimbangi dengan kebijakan manajeman yang efisien."

Desember lalu, sekitar 100 orang menghadiri Misa di luar rumah sakit yang dikelola Keuskupan Agung Seoul itu dalam rangka mendukung karyawan part-time yang kontraknya dengan rumah sakit itu tidak diperbarui.

sumber: ucanews.com Baca di sini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar