24 Mei 2009

STFK Ledalero Siap Jadi Garam dan Terang

Perayaan Puncak Pancawindu STFK Ledalero

Oleh Kristianto Naben


LEDALERO (FP)
Perayaan Pancawindu Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero adalah sebuah perayaan syukur untuk perjalanan panjang yang telah dilalui STFK Ledalero. Momentum perayaan ini dimaknai oleh STFK Ledalero untuk menegaskan jati dirinya untuk siap menjadi garam dan terang bagi dunia.

Uskup Agung Ende Mgr Vincent Sensi Potokota sedang memberikan kotbah pada perayaan ekaristi Pancawindu STFK Ledalero.


“Usia pancawindu STFK Ledalero ini mesti dimaknai sebagai sebuah momentum revitaliasi, menggairahkan sebuah komitmen besar yang sedang dan terus akan kita usung melalui kiprah misioner kita di mana saja dan dalam bentuk apa saja. Perayaan kita juga harus menjadi sebuah afirmasi, sebuah peneguhan dan dukungan yang tulus agar Ledalero akan selamanya jadi tempat pencerahan dan pencerdasan bagi kader-kader Gereja Kristus. Semoga apapun ilmu dan proses olah budi serta perilaku akademik yang dikembangkan di STFK Ledalero membuka mata segala bangsa untuk melihat terang abadi,” kata Uskup Agung Ende, Mgr Vincent Sensi Potokota dalam kotbahnya pada perayaan ekaristi Pancawindu STFK Ledalero, di aula Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, Sabtu (23/5).

Menurut Uskup Sensi, pencerahan dan pengetahuan tentang kebenaran-kebenaran sejati, nilai-nilai dan kearifan-kearifan akademik pada gilirannya harus terungkap dalam kecerdasan, kebijaksanaan dan komitmen pelayanan misioner warga STFK Ledalero. Ini harus terungkap dalam karya perutusan sebagai saksi hidup di lapangan.

Usai memberikan kenang-kenangan Ketua STFK Ledalero, P. Konrad Kebung SVD (kiri) gambar bersama Wakil Bupati Sikka Wera Damianus, Gubernur NTT Frans Leburaya, Ketua Koordinator Kopertis Wilayah VIII Baharuddin, Bupati Sikka Sosimus Mitang, Wakil Alumni STFK Ledalero Wilhem Openg, Uskup Agung Ende Mgr Vincent Sensi Potokota, Pr dan Ketua YASSPA, P Amatus Woi SVD.

“Yang diutus lembaga ini adalah atas nama Gereja sebagai garam dan terang. Bekal pencerahan dan pencerdasan yang kita timba di lembaga ini mesti berdaya guna yakni dapat mengasinkan dan mengawetkan apa saja yang kita temukan dalam perutusan kita. Kita adalah garam dan terang jika pengabdian dan pelayanan kita tanpa pamrih dan kita hidup benar, jujur, adil dan damai,” kata Uskup Sensi.

Dengan menjadi garam dan terang, langkah perutusan para warga STFK Ledalero mesti mengurangi jumlah bingung dan tersesat dan tidak tahu arah. Menjadi garam dan terang juga harus terungkap dalam beragam kesaksian hidup yang mencerminkan bahwa kekayaan nilai-nilai Ilahi yang diajarkan dan dikembangkan di STFK Ledalero sungguh merupakan tawaran keselamatan yang pasti dan meyakinkan.

Ketua Yayasan Persekolahan St Paulus, P. Amatus Woi SVD, dalam sambutannya mengatakan para alumni STFK Ledalero telah tersebar di berbagai penjuru dunia dan menjangkau daerah-daerah yang sulit. Sewaktu berkunjung ke wilayah perbatasan Indonesia dan Papua Nugini, ia menjumpai seorang awam alumni STFK Ledalero yang berkarya di sana.

“Kepada saudara-saudara saya awam alumni STFK Ledalero, janganlah menganggap bahwa perjalanan Anda yang tidak menjadi imam adalah menjadi yang terbuang. Itu adalah rencana Tuhan,” katanya.

Pater Amatus juga menyampaikan rasa bangga kepada STFK Ledalero yang telah menghasilkan alumni yang andal. STFK Ledalero telah aktif dalam berbagai bentuk keterlibatan seperti mendidik putra dan putri dari wilayah ini, keterlibatan sosial dalam bentuk pembentukan opini, publikasi-publikasi dan keterlibatan dalam berbagai problematika sosial kemasyarakatan. Kompetensi utama mereka yang dididik di STFK Ledalero adalah mereka yang menjadi rohaniwan. Mereka yang inilah yang memegang peran dalam setiap Gereja Lokal di wilayah ini.

“Kalau dihitung-hitung, 99 % imam yang memegang posisi penggembalaan umat di wilayah ini adalah alumni STFK Ledalero,” katanya. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung penyelenggaraan pendidikan di STFK Ledalero.

Sementara itu, wakil alumni STFK Ledalero, Kristo Blasin mengatakan pada momen perayaan Pancawindu STFK Ledalero ini harus disyukuri karena STFK Ledalero telah menjadikan dirinya sebuah panti ilmu dan iman serta wadah penyelamatan bagi sebanyak mungkin orang. Para alumni telah membaktikan diri dalam berbagai bidang kehidupan. Ada suka dan duka yang telah dialami para alumni selama menjalani pendidikan di STFK Ledalero.

“STFK Ledalero tidak membekali para alumni dengan uang atau harta tetapi daripadanya alumni diberi kesempatan untuk mereguk nilai-nilai demi membangun jati diri di tengah dunia. Ledalero telah menghasilkan insan-insan berkualitas baik yang imam maupun awam. Ini telah terbukti telah mengangkat Ledalero ke tempat publik dan disegani di tengah masyarakat,” katanya.

Ia berharap, ada komunikasi yang intens antara STFK Ledalero dan para alumni untuk kelangsungan pendidikan di STFK Ledalero serta pengabdian dan pelayanan di tengah masyarakat.

Gubernur NTT, Frans Leburaya, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan profisiat kepada STFK Ledalero yang telah banyak berjasa dan memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi Gereja dan masyarakat. Kehadiran dan keberadaan STFK Ledalero telah memberikan warna tersendiri bagi upaya meningkatkan sumber daya manusia di NTT melalui karya pendidikan dan pembinaan calon imam. Mengatasnamai pemerintah dan masyarakat NTT Lebu Raya mengucapkan terima kasih dan profisiat untuk kontribusi STFK Ledalero. Ia berharap agar keluarga besar STFK Ledalero terus berkarya demi pembangunan manusia di Nusa Tenggara Timur.

Perayaan ekaristi syukur Pancawindu STFK Ledalero ini dipimpin oleh Uskup Sensi sebagai selebran utama didampingi Uskup Denpasar yang juga dosen STFK Ledalero, Mgr Silvester San Pr, Provinsial SVD Ende P Amatus Woi SVD, Provinsial SVD Timor P Simon Bata SVD, Provinsial SVD Ruteng P. Sebast Hobahana SVD serta sejumlah besar imam. Hadir juga para awam alumni STFK Ledalero dari berbagai daerah dan pejabat pemerintahan dari Kupang yang datang bersama rombongan gubernur serta pejabat di lingkup Pemkab Sikka.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar